Sabtu, 11 Februari 2017

Laporan Pembelajaran IPA “Uji Urin”


Laporan Pembelajaran IPA
Uji Urin”

Kelompok 6:
Dismas Aji Renardi        (VIII E/07)
Fennyta Christa N          (VIII E/08)
Isnaeni Ayu N.W            (VIII E/11)
Shabrina Fathania P.A   (VIII E/18)

           
Alat dan Bahan :

1. Tabung reaksi (satu tabung per sampel uji)
2. Penjepit tabung reaksi,
3. Rak tabung reaksi,
4. Pipet tetes,
5. Gelas kimia,
6. Kertas label,
7. Air panas,
8. Pembakar spiritus
9. Urin  

            Langkah kerja :

a. Uji Urin yang Mengandung Gula
Reagen Benedict digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengandung. Reagen
ini berwarna biru jernih. Setelah sampel yang diuji ditetesi reagen Benedict, maka akan
terjadi perubahan warna. Apabila sampel berubah warna menjadi biru kehijauan atau
kuning atau merah bata berarti bahan makanan tersebut mengandung gula. Perubahan
warnanya bergantung pada kadar gula dalam sampel.
Apa yang kamu lakukan?
1. Masukkan 40 tetes (2 mL) sampel urin ke dalam tabung reaksi, beri label setiap sampel
2. Tambahkan 10 tetes larutan Benedict pada masing-masing tabung reaksi.
3. Panaskan tabung reaksi dalam beker gelas yang berisi air bersuhu 40-50°C selama lima
menit.
4. Berhati-hatilah ketika menggunakan api. Pada waktu mematikan pembakar spiritus
jangan ditiup, tapi dilakukan dengan menutupkan spirtus dengan penutupnya.
5. Hati-hati pada waktu memanaskan tabung reaksi dalam beker gelas berisi air panas.
6. Perhatikan perubahan warna yang terjadi!

b. Uji Urin yang Mengandung Protein
Reagen biuret digunakan untuk mengetahui adanya kandungan protein pada
bahan makanan. Reagen biuret adalah larutan berwarna biru yang ketika bereaksi
dengan protein akan berubah warna menjadi merah muda sampai ungu.
c. Apa yang kamu lakukan?
1. Masukkan 40 tetes (2 mL) sampel urin ke dalam tabung reaksi, beri label
setiap sampel.
2. Tambahkan 3 tetes reagen biuret untuk masing-masing tabung. Kocok
perlahan-lahan untuk mencampur.
3. Perhatikan perubahan warna yang terjadi!
            Data pengamatan :

Sampel Urin
Uji Glokosa
Uji Protein
Ada/Tidaknya Endapan
Warna
Gangguan yang Mungkin
Glukosa
Protein
Glukosa
Protein
Sebelum dibakar
Sesudah dibakar
Sebelum dibakar
Sesudah dibakar
Dismas
X
Bening kekuningan
Kuning
Bening kekuningan
Putih kekuningan
terdapat gula sebesar 1-1,5%
Fennyta
X
X
Bening
Biru
Bening
Bening
Normal
Isnaeni
Orange
Hijau
Orange
Kuning
terdapat gula sebesar 0,5 – 1%
Shabrina
Orange
Hijau Tua
Orange
kuning
terdapat gula sebesar 0,5 – 1%


            Analisa Data :
1. Apa yang kamu ketahui tentang kandungan yang ada pada urin manusia !
KANDUNGAN ATAU KOMPOSISI URINE
Urine merupakan zat buangan sisa metabolisme. Zat-zat yang terkandung di dalam urine antara lain sebagai berikut:
a. Ureum
Ureum merupakan hasil akhir dari metabolisme protein, Ureum berasal dari asam amino yang tidak mengandung asam amoniak lagi. Karena amoniaknya sudah dipindahkan ke hati. Ureum disekresikan rata-rata 30 gram perhari.
b. Kreatin
Kreatin merupakan zat hasil buangan dari otot.
c. Asam Urat
Asam urat memiliki kadar normal dalam darah kurang lebih 2-3 mg setiap 100 cc. Dari jumlah asam urat diatas sekitar 1,5-2 mg akan keluar melalui urin setiap hari.
d. Natrium Klorida (garam dapur)

Garam seperti natrium dan kalium klorida masuk ke dalam tubuh melalui makanan, untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut maka zat ini akan dikeluarkan melalui urine.

2. Tulislah kelainan yang dapat diketahui dari hasil pemeriksaan urin!
a)      Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein, penyakit ginjal dan penyakit hati.
b)      Nefrolitiasis
Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya batu pada ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine tinggi, yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
c)      Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal, khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani dokter.
d)      Gagal   Ginjal
Gagal ginjal adalah ketidakmampuan ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
e)      Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon antidiuretika (ADH). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
f)       Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahraga  dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.

Lampiran :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar