Senin, 22 Mei 2017

HIDROSFER


Hidrosfer 

A. Pengertian Hidrosfer

Hidrosfer merupakan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti ’air’ dan sphere yang berarti ’daerah’ atau ‘bulatan’. Daerah perairan ini meliputi samudra, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Hidrosfer menempati sebagian besar muka bumi karena 75% muka bumi tertutup oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, dimana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer.
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danausungailautlautansalju atau gletserair tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.

B. Siklus Hidrologi

Jumlah air di bumi ini tetap, tidak berubah. Jumlah air yang tetap dan selalu bergerak dalam satu lingkaran peredaran membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi. Nah, berdasarkan lama peredaran air, siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, sedang, dan panjang.

1. Siklus Pendek
Hidrosfer, Lapisan Air, Pengertian Hidrosfer, Siklus Hidrologi, Perairan di Darat, dan Perarian di Laut. | www.zonasiswa.com
Siklus Hidrologi Pendek
Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Bagaimana terjadinya siklus pendek? Air laut mengalami evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi.

2. Siklus Sedang
Hidrosfer, Lapisan Air, Pengertian Hidrosfer, Siklus Hidrologi, Perairan di Darat, dan Perarian di Laut. | www.zonasiswa.com
Siklus Hidrologi Sedang
Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena panas sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.

3. Siklus Panjang
Hidrosfer, Lapisan Air, Pengertian Hidrosfer, Siklus Hidrologi, Perairan di Darat, dan Perarian di Laut. | www.zonasiswa.com
Siklus Hidrologi Panjang
Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air ini berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang jatuh, sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju parit, selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut perkolasi dan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama dan prosesnya paling lengkap.

Dalam siklus hidrologi tersebut di atas, terdapat beberapa proses yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatalogis sehingga siklus hidrologi tersebut terjadi. Proses-proses tersebut adalah:

  • Transpirasi, adalah proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
  • Evaporasi, adalah penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut.
  • Evapotranspirasi, adalah proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
  • Kondensasi, merupakan proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan.
  • Presipitasi, merupakan segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju.
  • Run off (aliran permukaan), merupakan pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
  • Adveksi, adalah transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas dan uap air oleh gerakan udara mendatar dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
  • Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah.
  • C. Perairan di Darat

    Perairan di darat merupakan salah satu cakupan dari hidrosfer dalam bumi. Jenis-jenis perariran darat adalah sebagai berikut:

    1. Air Tanah
    Air tanah merupakan air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah. Dari keseluruhan air tawar yang ada di planet kita ini lebih dari 97% terdiri atas air tanah. Ia dapat ditemukan di bawah gurun yang sangat kering maupun di bawah tanah yang tertutup lapisan salju.

    Air tanah yang berasal dari curahan hujan disebut vadose water. Selain dari curahan hujan, air tanah memang sudah ada sejak lama dan tersimpan dalam batuan sedimen. Air tanah ini disebut connate water (air tanah tubir). Kadang-kadang air tanah ini disebut fossil water (air fosil). Ada lagi jenis air tanah yang belum pernah berwujud air di atmosfer atau di permukaan. Air ini berasal dari aktivitas magma. Air tanah ini disebut juvenile water (air juvenil atau air magma). 
    Air tanah dangkal
    Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah.
    Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
    Air tanah dalam
    Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air.
    Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat dapat diperoleh melalui pengeboranSumur pengeborannya disebut sumur artesis...

    2. Sungai
    Air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian besar akan menjadi aliran permukaan dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Aliran permukaan berkumpul dan mengalir ke daerah-daerah yang lebih rendah kemudian menuju ke parit, selokan, anak sungai, serta sungai. Sungai mengalir dengan kemiringan yang berbeda-beda. Di daerah hulu, sungai lebih curam, sedangkan di daerah hilir sungai datar dan lebih berkelokkelok.
    Bagian-bagian sungai
    Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.
    • Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif tinggi sehingga air dapat mengalir turun.
    • Bagian tengah sungai terletak pada daerah yang lebih landai.
    • Bagian hilir sungai terletak di daerah landai dan sudah mendekati muara sungai.
    • Muara yaitu tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain; sungai yang dekat dengan laut;
    Jenis-jenis sungai
    Jenis-jenis sungai dibagi menjadi 5, yaitu sungai hujansungai gletsersungai campuransungai permanen dan sungai periodik.
    • Sungai hujan adalah sungai yang berasal dari hujan.
    • Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari gletser atau bongkahan es yang mencair.
    • Sungai campuran adalah sungai yang airnya berasal dari hujan dan salju yang mencair.
    • Sungai permanen adalah sungai yang airnya relatif tetap.
    • Sungai periodik adalah sungai dengan volume air tidak tetap.

    3. Danau
    Cekungan-cekungan yang ada di permukaan Bumi, baik itu yang terjadi akibat proses tektonik, vulkanik, atau proses lain lama-kelamaan akan terisi oleh air. Air tersebut dapat berasal dari air hujan atau dari air sungai yang bermuara di cekungan tersebut. Inilah yang disebut danau. Berdasarkan proses terjadinya, danau dibagi menjadi danau alami dan danau buatan. Danau alami dibedakan menjadi danau tektonik, vulkanik, karst, erosi, tapal kuda, dan danau bendungan alami.
    Jenis-jenis danau
    • Danau glasial adalah danau yang terjadi karena akibat adanya erosi dan pengendapan yang diakibatkan aktivitas gletser di lereng-lereng bukit atau pegunungan.
    • Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk karena aktivitas vulkanik. Kaldera yang terbentuk tergenang oleh air hujan sehingga terbentuklah danau.
    • Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena pergeseran lempeng tektonik. Pergerakan lempeng tektonik akan membentuk lembah yang kemudian terisi oleh air hujan.
    • Danau tekto-vulaknik adalah danau yang terbentuk karena adanya aktivitas tektonik yang memacu kegiatan vulkanik sehingga patahan dan gunung berapi. Bekas gunung tersebut akan membentuk basin yang terisi air hujan.
    • Danau kurst adalah danau yang terbentuk karena pelarutan kapur oleh air yang membentuk basin.
    • Danau aliran adalah danau yang terbentuk karena pemotongan muara sungai akibat sedimentasi.
    • Danau laguna adalah danau yang terbentuk karena kombinasi kerja antara angin dan ombak yang menyebabkan terjadinya tanggul pasir di sepanjang pantai dan membentuk sebuah laguna.
    • Danau buatan (waduk) adalah danau yang terbentuk karena pembendungan air sungai oleh manusia.
    Manfaat Danau
    Danau sebagai penampungan air mempunyai banyak manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Manfaat danau di antara lain sebagai berikut.
    • Danau sebagai pembangkit listrik.
    • Danau sebagai tempat rekreasi
    • Danau sebagai tempat perikanan darat.
    • Danau sebagai pengendali banjir.

    4. Rawa
    Rawa adalah tanah basah yang sering digenangi air karena letaknya yang relitf rendah. Rawa biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang batangnya lunak atau rumput-rumputan. Ada dua jenis rawa, yaitu rawa di daerah pedalaman yang berisi air tawar dan rawa yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang turun yang berisi air asin. Rawa-rawa banyak terdapat di Pantai Sumatra bagian timur dan Pantai Kalimantan bagian selatan.

    D. Perairan di Laut

    Tidak hanya perairan darat saja, perairan laut juga termasuk ke dalam pembahasan hidrosfer. Menurut proses terjadinya, laut bisa di klasifikasi menjadi tiga yaitu:
    1. Laut Regresi, yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada zaman glasial merupakan daratan. Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua Asia, sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua Australia. Pada waktu air surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut karena dalamnya, laut inilah yang dinamakan laut regresi. Contohnya Laut Banda dan Selat Makassar.
    2. Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan akibat kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es. Inilah yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia Timur atau Barat tergenang air laut dan sekarang menjadi laut dangkal. Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
    3. Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun, dapat berupa palung laut atau lubuk laut. Contoh: Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku.

    Sedangkan menurut letaknya, laut di bedakan menjadi tiga, yaitu:
    1. Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di tepi benua dan terpisah dengan lautan oleh adanya deretan pulau. Contohnya, Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.
    2. Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di antara benua, contohnya Laut Tengah.
    3. Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua (daratan). Contohnya, Laut Hitam dan Laut Kaspia.

    Dasar laut ternyata tidak rata kedalamannya. Pada umumnya, laut di pinggir benua lebih dangkal daripada di tengah lautan. Tingkat kedalaman dasar laut adalah sebagai berikut.

    1. Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang naik dan pasang surut.

    2. Zona Neritik (laut dangkal), dengan ketentuan sebagai berikut.
    • Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m.
    • Sinar matahari masih tembus ke dasar laut.
    • Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut sehingga zona ini penting artinya bagi kehidupan manusia.
    • Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.

    3. Zona Batial (wilayah laut dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
    • Kedalamannya antara 200–2000 m.
    • Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut, karena itu tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga binatang-binatang lautnya.

    4. Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
    • Kedalamannya antara 2000–5000 m.
    • Tekanan airnya sangat besar.
    • Suhu sangat rendah.
    • Tidak terdapat tumbuhan laut.
    • Binatang laut sangat terbatas.

    5. Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam), kedalamannya lebih dari 5000 m, termasuk palung laut dan lubuk laut.
    Sumber ; 

    Sumber : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar